![](https://1.bp.blogspot.com/-8XGTI5tSNz4/W5WVWB0RvMI/AAAAAAAABAo/3_6j44FRzCQ-yN15mlu9khHoQ65sqThcgCEwYBhgL/s1600/sport.JPG")
Rabu, 27 Desember 2017
Liga Fox - Bandar Bola Piala Dunia 2018 - Banyak orang berusaha untuk menghilangkan stretch marks dengan berbagai cara. Ada juga yang berusaha mencegahnya, sebelum stretch mark terjadi--misalnya dengan mengoleskan losion secara rajin saat hamil.
Namun sayangnya, semua itu bisa jadi sia-sia. Menurut riset yang diterbitkan dalam Journal of Investigative Dermatology, genetik ternyata memiliki peran penting dalam menentukan apakah Anda akan memiliki stretch marks atau tidak.
Berikut para perempuan yang unjuk stretch mark di akun Instragram mereka.
Untuk studi ini, melansir Women's Health, Rabu (27/12/2017), para peneliti dari perusahaan genetik pribadi 23andMe, meneliti DNA dari 33.390 orang, 4.967 darinya adalah wanita dengan stretch mark kehamilan yang parah.
Para peneliti kemudian menemukan, mutasi di dalam atau di dekat beberapa gen spesifik--ELN, SRPX, HMCN1, dan TMEM18--meningkatkan risiko partisipan untuk memiliki stretch marks sampai 40 persen.
Salah satu gen tadi, ELN (alias elastin) adalah yang paling kuat hubungannya dengan stretch marks, terutama saat kehamilan. Elastin adalah komponen utama dari serat elastik, Poker Uang Asli, yang membantu jaringan tisu meregang dan kembali.
Teh hijau tidak hanya berguna untuk mengurangi kadar lemak, tapi juga melenyapkan stretch mark. Benarkah demikian?
Jadi, walaupun tekanan ekses pada kulit adalah penjelasan singkat untuk stretch marks, beberapa orang lebih rentan mengalaminya dibanding yang lain, ujar penulis penelitian, Joyce Tung, Ph.D., Judi Bola Online, direktur riset di 23andMe.
Misalnya, hanya 25 persen pria dilaporkan memiliki stretch marks, sedangkan ada 55 persen wanita yang memilikinya.
"Sebelumnya, tidak ada varian genetik yang diketahui berhubungan dengan stretch marks," ujar Tung, yang berharap bisa menemukan perawatan yang lebih efektif yang menargetkan pada produksi elastin.
